MuliakanDiri dengan Menghargai Kebaikan Orang. TUHAN menyelupkan "sosial" dalam proses pencampuran bahan baku penciptaan manusia, sehingga melekat dalam pisik dan psikis manusia sebagai makhluk yang enggan untuk menyendiri. Bahkan kita bisa memastikan bahwa manusia itu dikatakan ada jika ia berada dalam sebuah komunitas.
terkadang kita sering melupakan jasa orang lain, kita lebih senang mengungkit kebaikan kita kepada orang lain tinimbang mengingat kebaikan orang lain kepada kita. aku teringat dengan sebuah nasehat yang terlontar dari seorang bapak tua dalam salah satu episode Reality Show “Jika Aku Menjadi” Nasehat itu berbunyi ” kalo kamu memberi, lupakan ga usah diingat-ingat lagi, tapi kalo orang lain memberimu, ingatlah seumur hidupmu” bukankah itu sebuah nasehat yang simple namun sering kita abaikan?? sebuah nasehat yang tak perlu kamus untuk sekedar mengartikannya atau mencernanya. sebuah kalimat simpel penuh makna yang semua orang yang bisa berbahasa indonesia pun akan dengan mudah mengucapkan bahkan mengartikannya. namun, sebuah nasehat baik hanya akan keluar dari lisan orang-orang yang masih mau menggunkan nurani. karena dari sanalah sumber kebaikan yang diberikan Allah kepada mahluknya. berapa kali dalam sehari kita mengeluh dengan kata-kata, tidak tahu terima kasih, kacang lupa kulit, lupa daratan atau dengan bahasa-bahasa dan sindiran lainnya. namun kita sendiri tiak menyadari bahwa kita pun pernah bahkan sering melupakan jasa orang lain kepada kita. bukankah pemberian terbaik adalah pemberian yang tidak diikuti keburukan?? bukankah pemberian terbaik adalah pemberian tulus tanpa pamrih?? kita semua tahu, tapi malu untuk mengakui. karena memang kita beluym mampu untuk melakukan apa yang memang kita yakini sebagai sebuah kebenaran 🙂 memang paling mudah adalah menjelekkan orang lain, paling gampang adalah menyalahkan orang lain, tapi kita lupa bahwa kita juga pernah berbuat salah, kita juga manusia tempatnya lupa dan salah 🙂 mulailah menghargai orang lain, mulailah melupakan kebaikan kita pada orang lain, mulailah mengingat jasa orang lain, mulailah untuk tidak membicarakan kejelekan orang lain 🙂 Tentang manusia yang selalu mencari arti disetiap hembusan nafas yang Ia beri... Belajar menjadi sempurna dari ketidaksempurnaan.. Pos ini dipublikasikan di Unek-unek dan tag Ingatkan Diri, Renungan. Tandai permalink.
AgamaIslam juga melarang uqqul wlidain (durhaka kepada kedua orang tua), bahkan memasukkannya ke dalam dosa-dosa besar yang mengiringi syirik. Foto ilustrasi/ist. Dalam beberapa waktu terakhir, kasus-kasus anak yang menggugat orang tuanya ke pengadilan makin marak diberitakan. Ada karena hal sepele, misalnya karena permintaannya yang tidak
??21 **Nov**????2013?? **Written by Super User.** **Posted in Renungan** Kebanyakan orang mempunyai kecenderungan yang jelek di dalam hal ingat-mengingat tentang kebaikan dan keburukan orang lain; di mana kita tidak sanggup mengenyahkan ingatan buruk kita tentang kekurangan seseorang, sementara kebaikannya acap kali terlupakan begitu saja. Karena kecenderungan konyol tersebut, ketika diminta untuk menyebutkan jati diri seseorang, maka kita akan dengan sangat lancar membeberkan satu per satu bahkan secara terperinci kekurangan seseorang, tetapi akan tersendat-sendat dan seterusnya macet, tatkala berbicara tentang kebaikannya. Di dalam contoh ini, mungkin yang bersangkutan memang banyak celanya dan tidak pernah melakukan kebaikan apapun terhadap kita, tetapi kemungkinan yang lain adalah karena kita sering kali mengabaikan jasa baik dari orang lain. Jika dipikir secara mendalam, sebetulnya sikap melupakan jasa orang lain adalah masalah kepribadian yang sangat serius. Itu adalah cerminan kepribadian yang sangat negatif. Di dalam kisah eksodus bangsa Israel, kita dapat membaca betapa buruknya mentalitas umat pilihan itu yang baru saja mendapatkan pertolongan Tuhan tetapi kemudian dalam sekejap bersungut-sungut kepada Allah yang penuh rahmat pada mereka. Perhatikan dan camkan baik-baik, ketika kita tidak mengingat jasa baik seseorang, maka yang terjadi pada kita adalahPertama, kita adalah orang yang tidak bisa menghargai kebaikan orang lain. Ada orang yang beranggapan bahwa berbuat kebajikan adalah kewajiban moral setiap orang dan oleh karena itu, tidak ada sesuatu yang istimewa yang perlu dihargai. Sama seperti orang tua yang berjuang untuk membesarkan anak-anak mereka, itu adalah kewajiban mereka, bukan kewajiban orang lain. Seorang anak yang berpikir seperti itu pasti tidak akan menghargai jasa dari orang tuanya. Sungguh adalah sesat jika kita mempunyai anggap seperti itu. Seharusnya siapa pun yang berbuat kebaikan bagi kita, termasuk dari orang tua dan orang lain, kita patut menghargainya. Kita orang Timur memang tidak sehebat orang Barat di dalam hal memberi apresiasi atau penghargaan. Dan ketidakhebatan kita itu bukanlah sesuatu yang membanggakan. Dan hal yang tidak membanggakan itu terpantul dari ketidaksanggupan kita untuk berterima kasih. Ada orang memang tidak terdidik untuk mengucapkan kata terima kasih. Itulah sebabnya, tatkala menerima kebaikan dari orang lain, ia tidak mengerti untuk mengucapkan kata-kata tersebut, karena memang di dalam hatinya tidak ada kosa kata itu. Ungkapan “terima kasih” adalah istilah yang sangat sederhana. Tetapi di balik ucapan itu sebetulnya terkandung kualitas pribadi seseorang yang bisa menghargai serta rela menerima kebaikan dari orang lain. Berbicara tentang ucapan terima kasih, setelah mendapat budi baik dari seseorang, tidak cukup bagi kita hanya berkata terima kasih dalam bentuk verbal dan formal saja. Jadi, bukan sekedar basa-basi dan kesopanan kemudian seterusnya untuk dilupakan. Tuhan Yesus mendirikan Perjamuan Kudus adalah agar para pengikut tidak melupakan pengorbanan diri-Nya. Tentu tujuan Yesus tidak berhenti pada titik ucapan syukur atas pengorbanan itu. Sebab bagi Yesus, sikap dan tindakan kita setelah Perjamuan itu jauh lebih sudut pandang ini, kita boleh berkata bahwa ucapan terima kasih yang sejati adalah sebuah komitmen awal bahwa kita akan menghargai, mengingat dan mengenang kebaikan yang telah kita terima. Di dalam konteks seperti itu, manusia yang tidak tahu berterima kasih adalah manusia yang tidak sempurna mungkin kita telah menyepele jasa baik seseorang. Adakalanya kita merasa bahwa jasa seseorang terlalu kecil, tidak berarti, tidak terasa faedahnya dan karena itu bisa dianggap tidak ada. Sebetulnya setiap budi baik adalah sebuah bentuk pengorbanan dan seharusnya kita terbiasa untuk menghargainya sekecil apapun dan dalam bentuk apapun pengorbanan tersebut. Paulus menasihatkan Timotius untuk selalu mengingat orang yang telah mengajar kepadanya. 2 Tim 314Dengan demikian, menyepelekan jasa seseorang menunjukkan bahwa kita tidak bisa menghargai pengorbanan orang itu; pengorbanan tersebut kita dianggap sebagai hal yang biasa-biasa saja dan tidak dianggap. Sewajarnya, jasa yang patut diingat bukan saja atas perkara dan pengorbanan yang besar saja. Hal-hal yang remeh-temeh pun layak diingat dan dikenang sebab di dalam dunia yang sedemikian egosentris, perbuatan baik sekecil apapun tetap adalah sebuah paket yang istimewa. Ingat, kemampuan untuk mengingat jasa terkecil dari seseorang adalah menunjukkan kebesaran kita. Ketiga, kita telah maaf lupa diri. Selain tidak tahu berterima kasih, orang-orang pasti akan menempelkan label pada jati diri kita sebagai orang yang tidak tahu diri; kacang yang lupa dengan kulitnya. Dan semua umpatan itu pasti cukup manjur untuk mengubah roman muka kita menjadi merah yang rendah hati ketika berbuat baik biasanya tidak ingin dikenang. Tetapi, bagi kita yang pernah menerima kebaikan orang itu, adalah patut untuk selalu mengingat dan mengenang kebaikan itu. Jika tidak, maka keburukan kepribadian kita tidak dapat ditutupi lagi, sebab ketidakmampuan mengingat kebaikan orang lain bukanlah semata-mata persoalan keterbatasan memori, tetapi lebih merupakan cacat kepribadian yang memalukan. Jika selama ini kita sama seperti orang-orang pada umumnya, semoga setelah ini kita dapat mengoreksi diri sehingga setiap kebaikan yang pernah kita terima akan kita patri di dalam hati kita dan kita ceritakan kepada anak cucu kita kelak.**This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.** Filipi 4 6 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” 1 Yohanes 47 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.. Amsal 24 14 Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang.
Orang yang bependidikan akan melupakan jasa-jasa diri-nya. Dia akan selalu mengingat jasa orang lain ". " Orang tanpa ilmu ibarat orang yang membawa pedang tetapi ia tidak tau untuk apa pedang itu digunakan "." Pendidikan mampu melahirkan orang-orang optimis. Karena sebutir optimisme lebh berharga daripada sekarung bakat terpendam ".
Sebagai manusia yang pada dasarnya hidup bersosial tentu wajar bila ada sikap saling tolong menolong. Akan tetapi kamu harus mengingat satu hal penting, yaitu ketika orang lain menolongmu saat kesulitan maka kamu harus membalas berarti dia menolongmu karena ingin pamrih, namun ada beberapa alasan yang akan menjelaskan mengapa kamu gak boleh lupa membalas kebaikan orang. Berikut ini lima di Sebagai bentuk rasa terima PiacquadioAlasan pertama kenapa kamu harus banget membalas kebaikan orang ketika ditolong ialah karena sebagai bentuk rasa terima kasih. Kamu bisa gantian menolongnya jika dia kesulitan, atau bersikap baiklah sebagai balasan Tidak melupakan jasa dan kebaikan yang kedua adalah sebagai bukti bahwa kamu tidak melupakan jasa atau kebaikan orang lain. Kamu tentu tahu kan soal peribahasa 'kacang lupa kulitnya', nah dengan membalas kebaikan orang ketika ditolong kamu jadi pribadi yang tahu diri dan tak lupa begitu saja dengan kebaikan hati orang di sekitarmu. Baca Juga 5 Cara Alternatif Saat Belum Mampu Membalas Kebaikan Orang Lain 3. Supaya hubungan baik terjalin hingga orang bilang kalau ingin hidupmu baik maka pastikan di sekelilingmu adalah orang-orang baik. Nah saat orang itu menolongmu ketika kesulitan tentu bukti kalau dia orang baik, maka balaslah kebaikannya agar kamu bisa menjalin hubungan baik seterusnya dengan dia. Biar orang-orang di sekitarmu adalah orang Attitude dalam hidup membalas kebaikan orang yang telah menolongmu bisa dibilang merupakan attitude dasar dalam hidup bersosial. Bahwa jangan sampai kamu hanya mau menerima kebaikan orang saja tanpa melakukan hal serupa pada orang Agar tidak jadi utang De RichelieuKemudian, tentu saja kamu harus membalas kebaikan orang saat ditolong supaya hal itu tidak menjadi utang budi bagimu. Meski mungkin dia melakukannya ikhlas, namun dengan membalas kebaikannya hal itu gak bakal jadi beban pikiran untukmu. Sebab utang budi itu lebih susah untuk dilunaskan daripada utang jangan hanya mau menerima kebaikan orang saja namun balaslah kebaikan yang orang lain lakukan untukmu. Baca Juga 5 Cara Elegan Membalas Orang-orang yang Menyepelekanmu, Jangan Minder! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Kuncisukses lainnya yaitu mereka tidak melupakan jasa orang-orang yang mendukung kesuksesan mereka. Mereka berusaha memecahkan masalah tersebut, dan berbagi dengan orang lain. Namun, justru dengan kesederhanaan dan integritas mereka, mampu membuat Google saat ini menjadi mesin pencari terdepan, dikunjungi lebih dari 300 juta orang perhari. Manusia adalah makhluk sosial yang hidup karena bantuan orang lain. Di dunia ini, tidak ada keberhasilan yang dicapai seseorang kecuali karena adanya orang lain yang berperan penting di dalamnya. Ustadz Faishal Kunhi dalam laman Facebook-nya mengatakan demikian أطعم كلبا لثلاثة أيام وستذكرك ثلاث سنوات و أطعم إنسانا لثلاث سنوات وستذكرك ثلاثة أيام baca juga Hukum Merayakan HUT RI Menurut Kiai Ma'ruf Khozin Kongres Mujahid Digital, MUI Gelar Berbagai Lomba Berhadiah Jutaan Rupiah Wakil Ketua MUI Merdeka Adalah Menjaga Kemaslahatan Bangsa Artinya “Memberi makan anjing selama tiga hari, maka ia akan mengingatmu dalam 3 tahun dan memberi makan manusia selama tiga tahun, maka ia akan mengingat kebaikanmu 3 hari saja." Binatang anjing yang diken manusia sebagai bintatang yang nanis memiliki keistimewaan. Ia banyak memiliki kelebihan. Di antaranya adalah sebagai berikut 1. Penyayang kepada majikannya bahkan melebihi sayang orang tua kepada anaknya; 2. Tidak memilki rumah kecuali rumah majikannya, ini adalah simbol dari ketawakkalan yang total; 3. Tidak tidur di malam hari kecuali sedikit karena setia menjaga majikannya Jika anjing saja yang kita sebut-sebut sebagai binatang yang najis setia dan tidak lupa dengan jasa majikannya, maka manusia sebagai makhluk berakal hendaknya sangat jauh berbeda dalam hal mengenang jasa orang lain yang pernah ada pada dirinya. Tidak mudah melupakan kebaikan orang lain. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
\n \n \n\n orang yang melupakan jasa orang lain
Melupakanjasa kedua orang tua padahal kesuksesannya dalam sekolah, kuliah, karier, dan pekerjaannya tidak bisa lepas dari jasa besar kedua orang tuanya. Membuat kemungkaran di rumah orang tua seperti mabuk-mabukan, pesta narkoba, menonton film dan video porno dan lain-lain. Seorang suami yang senantiasa mengutamakan ketaatan terhadap istri
Oleh Bahren Nurdin* Cobalah berdiri di depan cermin dan kemudian bertanya pada diri sendiri, siapa saja yang telah membantu saya hingga menjadi seperti saat ini?’ Maka yakinlah akan keluar begitu banyak nama orang-orang yang telah membantu anda selama ini. Ya, kan? Sebagai apa pun anda hari ini, tidak akan pernah luput dari bantuan orang lain. Bahkan, anda pada kehidupan yang mapan dengan segala fasilitas tercukupi sekali pun, dipastikan memerlukan bantuan orang lain. Yakinlah, sebagai mahluk sosial, tidak ada orang hidup sukses tanpa bantuan orang lain! Saya menyebut orang-orang ini dengan The God’s Men’. Mereka adalah orang-orang yang sengaja dikirim oleh Allah untuk membantu orang lain. Melalui uluran tangan mereka 'tangan' Tuhan bekerja untuk memberikan banyak kemudahan kepada orang-orang yang dikehendakiNya dalam berbagai bidang kehidupan masa berjuang menuntut ilmu sekolah/kuliah, pekerjaan, karir, bisnis, organisasi, dan lain-lain. Saya pribadi bahkan memiliki daftar nama-nama mereka agar tidak lupa. Itulah yang paling saya takutkan. Saya takut lupa dengan orang-orang yang telah banyak berjasa dalam hidup saya. Sedikit apa pun bantuan yang mereka berikan, bagi saya pasti sangat berarti. Sifat manusia memang mudah lupa. Dan, sejahat-jahatnya lupa adalah melupakan jasa baik orang lain kepada kita. Sebagai orang yang berjuang dalam menuntut ilmu untuk mencapai cita-cita, saya sangat merasakan bagaimana sulitnya melewati hari-hari di masa sekolah hingga kuliah. Mengatasi kesulitan ekonomi menjadi tantangan tersendiri. Banyak halangan dan rintangan yang harus dihadapi. Saat-saat seperti itulah The God’s Men’ didatangkan Allah untuk membantu. Itulah mengapa mereka tidak boleh dilupakan. Pribahasa umum yang sering kita dengar, jangan sampai seperti kacang lupa dengan kulitnya’. Itu artinya, dari sebelum menjadi apa-apa hingga ia menjadi kacang yang bagus, selalu dilindungi oleh kulitnya. Di dalam tanah, kulit kacang selalu melindungi isinya dengan sebaik mungkin agar tidak busuk atau dimakan hama. Jasanya sangat besar. Bayangkan jika biji kacang tanpa kulitnya, maka ia akan hancur dan mungkin akan terbuang. Itu kacang! Ada beberapa alasan penting mengapa The God’s Men’ tidak boleh dilupakan. Pertama, tahu diri. Sebagai bahan kontrol diri sendiri. Agar terhindar dari sifat sombong atau merasa hebat. Dengan kembali membuka daftar nama orang-orang ini, kita semakin sadar bahwa diri kita bukanlah siapa-siapa. Mereka yang apa-apa. Merekalah yang hebat. Di sisi lain, hal ini juga dapat dijadikan bahan evaluasi diri. Dari mana dan sudah sampai di mana perjalanan hidup yang sedang dilakoni’. Agar masa-masa sulit yang telah dilewati menjadi berarti dan tidak mengecewakan orang-orang yang telah berjasa, maka jangan pernah melakukan hal-hal yang di luar ketentuan. Jangan membuat keburukan karena yang kecewa tidak hanya diri sendiri tapi juga mereka yang telah banyak berkorban. Kedua, tahu berterima kasih. Jasa mereka yang telah banyak membantu kita tidak akan terbalaskan. Itulah pula mengapa saya namakan The God’s Men’ karena biar Allah saja yang membalas segala kebaikan mereka. Mereka mungkin sudah melupakan apa yang mereka berikan kepada kita. Tapi kita tidak boleh lupa. Bukan untuk membalasnya, tapi sebagai bukti kita tahu berterima kasih. Dengan tidak melupakan kebaikan orang itulah bukti kita berterima kasih sekali gus bersyukur. Paling tidak dengan cara ini, kita masih bisa bersilaturrahim dan menjalin hubungan kekeluargaan dengan baik. Itulah salah satu bentuk terima kasih kita. Ketiga, tahu berbagi dan menolong. Memang begitulah hukum alamnya, ada masanya kita dibagi dan ditolong, ada pula masanya kita berbagi dan menolong. Dalam menghadapi masa-masa sulit dalam kehidupan, sekecil apa pun bantuan orang pasti sangat berarti bagi kita. Rasa ini tidak boleh hilang dalam ingatan. Jika ditolong itu rasanya bahagia, maka jangan ragu untuk menolong orang lain. Akhirnya, dipastikan masing-masing kita memiliki The God’s Men’. Mereka yang telah banyak sedikitnya membantu kehidupan kita. Satu kalimat, 'jangan lupakan mereka'!. Bukan karena mereka, tapi untuk diri kita sendiri agar kita tahu diri, tahu berterima kasih, dan tahu berbagi. Ingatlah segala kebaikan mereka sekecil apa pun itu dan lupakan kebaikan kita kepada orang lain! Semoga bermanfaat. Amin.* *Akademisi UIN STS Jambi dan Mind-Setting Programmer hypno-motivation Artikel Rekomendasi
Yangdi Banten sekarang populer adalah Museum Tionghoa yang di didirikan oleh Azmi Abubakar orang Aceh, yang maksudnya juga agar tidak melupakan sejarah jasa orang Tionghoa dalam Sejarah Indonesia Demikian juga dengan para veteran-veteran Tionghoa perang Kemerdekaan dan yang masa sekarang di Angkatan Bersendjata yang Tionghoa juga ada dan tidak
SEPERTI apa kisah Abdullah bin Umar yang tidak melupakan jasa orang lain? Suatu ketika, Abdullah bin Umar memberikan penghormatan kepada seorang lelaki asing di sebuah masjid. Hal tersebut dilakukan setelah Abdullah mengetahui kalau lelaki itu bernama Hajaj bin Aiman bin Ummu Aiman. Baca Juga Menjadi Abdullah bin Umar, Anak dari Umar bin Khattab ra. Orang-orang yang berada di masjid pun terheran. Kenapa orang ternama seperti Abdullah bin Umar memberikan penghormatan kepada orang yang namanya tak begitu banyak dikenal orang dan terlihat biasa-biasa saja. Abdullah mengatakan, “Lelaki itu adalah cucu dari Ummu Aiman orang yang begitu berjasa kepada Rasulullah. Kalau saja Rasul masih hidup, tentu Rasulullah akan mencintai orang itu, sebagaimana Rasul mencintai dan menghormati Ummu Aiman.” Apa yang dilakukan Abdullah bin Umar merupakan cerminan dengan apa yang dilakukan ayahnya, Umar bin Khaththab Sepeninggal Rasulullah. Abu Bakar dan Umar selalu mengunjungi Ummu Aiman, sebagaimana Rasulullah melakukan hal itu semasa hidupnya. Wanita berkulit hitam keturunan benua Afrika ini begitu mulia bukan karena kekayaannya, ilmunya, atau pun jabatannya. Barakah binti Tsa’labah atau Ummu Aiman menjadi sangat mulia karena jasanya yang begitu besar terhadap kehidupan Rasulullah. Dialah wanita yang paling lama menemani, menyaksikan, mengurus, melayani, melindungi, dan melakukan begitu banyak hal terhadap diri Nabi dari sahabat mana pun saat itu. Sejak Rasul masih balita, Ummu Aimanlah yang mengasuh Nabi. Begitu pun ketika ibunda Rasul, Aminah binti Wahab meninggal dunia saat dalam perjalanan dari Madinah menuju Mekah, Ummu Aimanlah yang melindungi Rasul dan membawa Rasul yang masih berusia 5 tahun untuk kembali ke Mekah. Padahal, usia Ummu Aiman waktu itu masih remaja. Dengan keberaniannya, ia berhasil menyelamatkan Rasul seorang diri dari kejaran petinggi Yahudi Madinah yang berniat akan membunuh Nabi terakhir. Ummu Aimanlah yang menenangkan Nabi ketika menangis saat ibunya meninggal dunia. Begitu pun ketika kakek beliau saw. meninggal dunia saat beliau berusia 8 tahun. Ummu Aiman kembali menenangkan Rasul ketika menangis di balik tempat tidur Abdul Muthalib. Ummu Aimanlah yang tiba-tiba menjadi ibu, pengasuh, sekaligus teman bermain Rasul ketika ayah, ibu, dan kakek Rasulullah saw. meninggal dunia. Ia pula wanita yang hampir tak pernah absen dalam jihad-jihad yang dilakukan Rasulullah saw. untuk memberikan pelayanan kepada Nabi dan perawatan kepada mujahidin yang terluka. Ia sudah bersama Rasul ketika beliau saw. masih balita, dan masih hidup di saat Rasulullah saw. meninggal dunia. Isteri dari Zaid bin Haritsah dan ibu dari Usamah ini meninggal dunia setelah sekitar 5 bulan Rasul meninggal. … Sebuah penghormatan kepada orang yang begitu berjasa kepada Rasulullah telah dilakukan Abu Bakar dan Umar, walaupun Rasul sudah tidak ada. Begitu pun yang dilakukan putra Umar, Abdullah bin Umar kepada keturunan dari Ummu Aiman. Hormati dan balaslah jasa orang yang telah berjasa kepada orang yang kita hormati, dan wariskanlah melalui orang-orang setelah kita. Begitulah teladan mulia dari orang-orang mulia. [muhammad nuh/Cms]
Jangan menjadi orang yang lupa atas jasa orang lain.)" Aja dadi pengecut kaya upil sing umpetan ning ngisor meja." (Move on itu bukan berusaha melupakan ya, tetapi mengikhlaskan dan berusaha mendapatkan yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya)" Mbangun kromo ingkang satuhu, boten cekap bilih ngagem sepisan roso katresnan.
Saat seseorang telah meraih suatu kesuksesan, tentu kehidupannya akan lebih berkembang dari sebelumnya. Kesuksesan tidak hanya diharapkan dapat memperbaiki kehidupan seseorang, tapi juga menjadikan dirinya seseorang yang lebih baik dan bermanfaat bagi banyak orang. Sayangnya, ada berbagai perilaku buruk yang tak jarang dilakukan seseorang saat ia merasa bahwa dirinya telah meraih kesuksesan. Beberapa perilaku buruk tersebut di antaranya adalah 1. Melupakan jasa orang lain Kesuksesan kita tidaklah terlepas dari peran orang-orang di sekitarnya. Ada orang tua yang mendukung dan mendoakan kita, ada guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan yang belum kita ketahui, ada rekan-rekan yang turut andil, juga sahabat-sahabat yang menyokong dan memberi kita semangat. Namun, ada orang-orang sukses yang merasa bahwa kesuksesan yang diraihnya semata-mata merupakan usahanya sendiri, sehingga ia tidak merasa harus berterima kasih kepada orang-orang di sekitarnya. Ia melupakan jasa orang lain dan tidak menghargai hal tersebut. 2. Merendahkan orang-orang yang dirasa belum sukses Tak sedikit orang yang merasa bahwa dirinya telah meraih kesuksesan, lantas ia jadi merendahkan orang-orang yang ia rasa belum menggapai pencapaian seperti apa yang sudah didapatkannya. Padahal, ukuran kesuksesan dan waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mencapai kesuksesan pastilah berbeda-beda. Tidak ada hak bagi seseorang yang sudah merasa sukses untuk mengejek orang-orang yang dianggap masih belum sesukses dirinya. Selain itu, perilaku seperti ini bukan hanya membuat orang lain merasa tersakiti hatinya, tapi 3. Melupakan asal-usul Banyak orang yang meraih kesuksesan dengan awal yang sama sekali tidak mudah. Tak sedikit dari mereka yang berangkat dari berbagai kekurangan, keterbatasan dan ketidakmampuan. Ketika mereka sudah meraih kesuksesan, hal tersebut semestinya mampu menjadikan mereka tetap rendah hati, dengan mengingat asal-usul mereka sebelum meraih kesuksesan. Apalagi, jika mereka dulunya direndahkan orang lain, tapi kini dihormati banyak orang. Sayangnya, beberapa orang sukses melupakan asal-usul mereka, sehingga mereka jadi lupa diri, bahkan enggan mengakui bagaimana kehidupan mereka terdahulu. 4. Lupa bersyukur Orang yang sudah meraih kesuksesan, tapi lupa bersyukur, hanya akan menjadikan dirinya tidak pernah puas dengan apa yang diraihnya. Ia selalu merasa kurang, merasa iri dengan pencapaian orang lain yang belum bisa ia raih dan membuat dirinya tidak bisa menikmati kesuksesan yang telah ada di genggamannya. Demikian empat perilaku buruk yang tak jarang dilakukan seseorang saat sudah sukses. Waspadalah agar kita tidak terjerumus pada perilaku-perilaku tersebut.
tBI7F.
  • rbhl15r6ww.pages.dev/93
  • rbhl15r6ww.pages.dev/3
  • rbhl15r6ww.pages.dev/38
  • rbhl15r6ww.pages.dev/106
  • rbhl15r6ww.pages.dev/84
  • rbhl15r6ww.pages.dev/1
  • rbhl15r6ww.pages.dev/362
  • rbhl15r6ww.pages.dev/398
  • rbhl15r6ww.pages.dev/365
  • orang yang melupakan jasa orang lain